Senin, 21 Mei 2012

KELOMPOK 7: KONVERSI NILAI II (Skala Lima, Sebelas, Z skor dan T Skor)


KONVERSI NILAI II (Skala Lima, Sebelas, Z skor dan T Skor)
Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstuktur
Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran
Dosen Pengampu: Naeila Rifatil Muna, S. Psi. M. Pd



Disusun Oleh: Kelompok 7
Evi Lutfiyana               (59430584)
Gusik Wahyuni            (59430590)
Nurul Fatikhah            (59430606)
Pipit Nurapipah           (59430607)

TARBIYAH/PBI-C/VI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 
2012


KATA PENGANTAR
  Puji syukur penyusun haturkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan berbagai anugerah kepada kami. Diantaranya berupa kemampuan kepada kami untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Konversi Nilai II (Skala 5, 11, Z Skor dan T skor)” sebagai mahasiswa/i, kami dituntut untuk menyelesaikan tugas kelompok tentang  Konversi Nilai II (Skala 5, 11, Z Skor dan T skor sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang ada, yang tentunya kami berupaya memanfaatkan kesempatan ini dengan semaksimal mungkin.
            Dalam menyelesaikan makalah ini penyusun banyak mendapatkan bantuan berupa bimbingan, nasehat, dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Meskipun demikian penyusun yakin bahwa dalam tulisan ini masih banyak kekurangan-kekurangannya. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik konstruktif serta saran dari pembaca. Akhirnya, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semuanya khususnya bagi kami sendiri.
                                                                                


                                                                             Cirebon, 18 April 2012


                                                                                                       Penyusun                                                                              


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                               i
DAFTAR ISI                                                                                                            ii
BAB I PENDAHULUAN  
A.     Latar  Belakang                                                                                                          1
B.     Perumusan Masalah                                                                                                    1
C.     Tujuan                                                                                                                        1
BAB II PEMBAHASAN
Konversi Nilai II (Skala lima, sebelas, Z Sko dan T skor)
A.    Konversi Nilai skala Lima                                                                                       2
1.      Pengertian konversi nilai skala lima                                                           2
2.      Langkah – langkah mengubah skor mentah hasil te menjadi nilai standar Berskala lima  5
3.      Perbandingan nilai berskala lima dengan menggunakan nilai standar mutlak dan standar relatif  11

B.     Konversi Nilai Berskala Sebelas (Stanel/  Eleven Points Scale)                          12
1.      Pengertian konversi nilai skala sebelas                                                        12
2.      Langkah – langkah mengubah skor mentah hasil te menjadi nilai standar Berskala sebelas           13

C.    Konversi Nilai Z- score                                                                                           16
1.      Pengertian konversi nilai Z skor                                                                16
2.      Langkah – langkah mengubah skor mentah hasil te menjadi nilai standar Z skor  18

D.    Konversi Nilai T- score                                                                                           21
Pengertian konversi nilai T skor                                                                21

BAB III KESIMPULAN                                                                                        23
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

a.Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran, termasuk pembelajaran bahasa merupakan usaha persiapan dan pelaksanaannya meliputi berbagai bagian dan tahapan. Kegiatan pembelajaran tidak semata-mata antara guru dengan siswa di kela. Kegiatan ini merupakan bagian terbesar dan memerlukan waktu terbanyak. Selain kajian dan identifikasi terhadap kebutuhan yang harus di penuhi dn tujuan yang harus dicapai, kegiatan pembelajaran menyangkut juga penilaian, disamping pemilihan bahan ajar, metode dan teknik pembelajaran.
Terdapat macam-macam teknik dan alat penilaian dalam pembelajaran khususnya di pendidikan Indonesia, teknik dan alat penilaian hendaknya disesuaikan dengan tujuan dan sasaran penilaian, situasi dan kondisi lingkungan siswa, serta kompetensi dasar yang harus dikuasai seperti yang tercantum dalam kurikulum.
Selain itu, dalam kegiatan penilaian hendaknya disiapkan soal atau alat penilaian yang tepat. Di dalam menilai seorang guru boleh menggunakan konversi nilai 5, konversi 11, nilai Z-score dan nilai T score. Hasil dalam penilaian di harapkan seorang siswa bisa mencapai nilai sesuai criteria ketuntasan yang di berikan oleh seorang guru. Oleh karena itu, agar siswa dapat mendapat nilai yang baikmseorang guru harus mengajarnya dengan baik pula dan harus bisa mempertanggungjawabkannya.
b.Rumusan Masalah
·         Apa yang dimaksud dengan konversi nilai berskala lima, Sebelas, Z-score dan T-score?
·         Dimanakah nilai berskala lima itu di gunakan?
·         Bagaimana langkah-langkah untuk mengubah skor mentah menjadi nilai berskala lima, sebelas, Z score dan T score?
c.Tujuan
Dalam pembuatan makalah dengan judul konversi nilai II, memiliki berbagai tujuan yaitu:
1.      Untuk mengetahui nilai berskala lima, sebelas, T-score dan Z- score
2.      Untuk membedakan cara penggunaan konversi II ( nilai berskala lima, sebelas, Z-score dan T-score).
3.      Langkah – langkah mengubah skor mentah menjadi nilai standard skala lima, sebelas, Z skor den T skor


BAB II
PEMBAHASAN
Konversi Nilai II (Skala 5, 11, Z Score dan T Score)


Konversi
Konversi adalah pengubahan atau pengolahan skor mentah hasil tes belajar menjadi nilai standar. Skor adalah hasil pekerjaan menyekor (memberikan angka) yang diperoleh dengan jalan menjumlahkan angka-angka bagi setiap butir item yang oleh testee telah dijawab dengan betul, dengan memperhitungkan bobot jawaban betulnya.

Nilai
Nilai pada dasarnya adalah angka atau huruf yang melambangkan seberapa jauh atau seberapa besar kemampuan yang telah ditunjukkan oleh testee terhadap materi atau bahan yang diteskan, sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan.

1.      Konversi Nilai Berskala Lima
a.       Pengertian
 Konversi Nilai Berskala Lima adalah nilai berskala lima atau nilai huruf A, B, C, D dan E. Misalkan dalam ujian akhir semester bidang studi Bahasa Inggris yang diikuti oleh 80 orang mahasiswa, yang mana skor maksimum ideal dari tes / ujian tersebut adalah 120, diperoleh skor-skor mentah sebagaimana disajikan pada dafta 1.1.
Pengubahan skor mentah hasil tes menjadi nilai standar berskala lima atau nilai huruf, menggunakan patokan sebagai berikut :

                                    A
    Mean + 1, 5 SD
                                       B
     Mean + 0, 5 SD
                                       C
     Mean + 0, 5 SD
                                       D    
    Mean ─ 0, 5  SD
                                        E

DAFTAR 1.1
Skor-skor mentah hasil ujian akhir semester dalam bidang studi Bahasa Inggris, yang dikuti oleh 80 orang mahasiswa

Nomor
Urut
Mahasiswa

Skor
Mentah
1
40
2
64
3
31
4
55
5
40
6
36
7
52
8
43
9
38
10
24
11
69
12
40
13
35
14
72
15
36
16
50
17
15
18
52
19
29
20
39
21
35
22
45
23
51
24
46
25
41
26
32
27
47
28
40
29
33
30
56
31
60
32
49
33
49
34
28
35
41
36
37
37
59
38
41
39
42
40
43
41
50
42
25
43
45
44
20
45
42
46
36
47
46
48
44
49
44
50
53
51
48
52
34
53
57
54
46
55
37
56
31
57
38
58
42
59
32
60
44
61
30
62
41
63
35
64
62
65
43
66
37
67
42
68
48
69
47
70
39
71
54
72
45
73
26
74
58
75
30
76
51
77
47
78
48
79
49
80
53


b.      Langkah - langkah mengubah skor mentah hasil tes menjadi nilai standar berskala lima
1.      Mengatur, menyusun dan menyajikan skor- skor mentah hasil ujian tersebut dalam bentuk tabel frekuensi. Diketahui skor tertinggi dan terendah
Diketahui:              Skor tertinggi (H) = 72
                               Skor terendah (L) = 15

R = Nilai tertinggi – Nilai                   K = 1 + 3, 3 Log n
    = 72 – 15                                             = 1 +3, 3 log 80
    = 57                                                     = 1 + 3, 3 (1, 903089987)
                                                                = 1 + 6,280196957
                                                                = 7.280196957
                                                                = 7,2
                                                            Jadi, Dibulatkan 7 atau 8

P =   =      = 8.142857143
Jadi, Dibulatkan 8 atau 9
Dimana                 R : rentang Kelas
                               K : Banyaknya kelas
                               P : panjang kelas

Tabel 1.1 Distribusi frekuensi skor-skor mentah hasil bidang studi Bahasa Inggris, yang diikutu oleh 80 Mahasiswa                                          
Skor
Turus
Frekuensi
15 – 22
ΙI
2
23 – 30
IIII II
7
31 – 38
IIII IIII IIII II
17
39 – 46
IIII IIII IIII IIII IIII I
26
47 – 54
IIII IIII IIII III
18
55 – 62
IIII II
7
63 – 70
II
2
71 – 78
I
1
Jumlah

80 = N

2.      Mencari (menghitung) nilai rata-rata hitung (arithmetic mean) yang melambangkan prestasi kelompok, dan deviasi standar  (standar deviasi) yang mencerminkan variasi dari skor- skor mentah hasil ujian yang di capai oleh 80 0rang mahasiswa tersebut.
Tabel 1.2         Perhitungan – perhitungan untuk mencari mean dan deviasi standard dari skor – skor hasil ujian bidang studi Bahasa Inggris, yang diikutu oleh 80 Mahasiswa
skor
F
X
x'
fx'
fx'²
15 - 22
2
18.5
+3
+6
18
23 – 30
7
26.5
+2
+14
28
31 – 38
17
34.5
+1
+17
17
39 – 46
26
42.5
0
0
0
47 – 54
18
50.5
-1
-18
18
55 – 62
7
58.5
-2
-14
28
63 – 70
2
66.5
-3
-6
18
71 - 78
1
73.5
-4
-4
16
Jumlah
80 = N


-5
143

=  + i ( ﴿                                         
      = 42, 5 + 8 (  )
       = 42,5 + 8 (  )
      = 42,5 + 8 ( 0,0625)
      = 42,5 + (- 0,5 ) = 42
                     
 = i ( )²            = 8   − ( )²                      
         = 8  = 
         = 8     =  8  x 1, 3335512542
          = 10,68410034 = 10,6841


3.      Mengubah skor- skor mentah menjadi nilai standar skala Lima dengan menggunakan patokan formula di atas.

                                                                                                 A
 Mean + 1, 5 SD = 42 + (1, 5) (10, 6841) = 58, 02615
                                                                                                  B
Mean + 0, 5 SD = 42 + (0, 5) (10, 6841) = 47, 34205
                                                                                                   C
 Mean + 0, 5 SD = 42 – (0,5) (10, 6841)  = 36, 65795
   D    
Mean ─ 0, 5 SD = 42 – (1,5) (10, 6841)  =  25, 97385
                                                                                                    E

4.      Membuat tabel konversi

Skor Mentah
Nilai Huruf
59 ke atas
A
49 – 58
B
38 – 48
C
28 – 37
D
27 ke bawah
E


5.      Mengkonversi skor-skor mentah yang di miliki oleh masing-masing individu mahasiswa menjadi nilai standar berskala lima ( nilai huruf A, B, C, D , dan E ).

Nomor
Urut
Mahasiswa

Skor
Mentah

Nilai
Huruf
1
40
C
2
64
A
3
31
D
4
55
B
5
40
C
6
36
D
7
52
B
8
43
C
9
38
D
10
24
E
11
69
A
12
40
C
13
35
D
14
72
A
15
36
D
16
50
B
17
15
E
18
52
B
19
29
D
20
39
C
21
35
D
22
45
C
23
51
B
24
46
C
25
41
C
26
32
D
27
47
C
28
40
C
29
33
D
30
56
B
31
60
A
32
49
B
33
49
B
34
28
D
35
41
C
36
37
D
37
59
A
38
41
C
39
42
C
40
43
C
41
50
B
42
25
E
43
45
C
44
20
E
45
42
C
46
36
D
47
46
C
48
44
C
49
44
C
50
53
B
51
48
C
52
34
D
53
57
B
54
46
C
55
37
D
56
31
D
57
38
C
58
42
C
59
32
C
60
44
C
61
30
D
62
41
C
63
35
D
64
62
A
65
43
C
66
37
D
67
42
C
68
48
C
69
47
C
70
39
C
71
54
B
72
45
C
73
26
E
74
58
B
75
30
D
76
51
B
77
47
C
78
48
C
79
49
B
80
53
B

c.       Perbandingan nilai berskala lima dengan menggunakan nilai standar mutlak dan standar relative.

1.      Mengubah skor-skor mentah menjadi nilai standar dengan menggunakan standar mutlak dengan skor maksimum ideal sebesar 120.
2.      Membuat tabel ikhtisar yang memuat gambaran tentang mahasiswa yang berhasil meraih nilai A, B, C, D, dan E, yang menggunakan standar mutlak dan standar relative

Skor Mentah
Nomor
Urut
Mahasiswa
Sebelum
Di
Konversi
Setelah dikonversi dengan menggunakan standar mutlak
( skor:SMI) X 100 di ubah menjadi nilai huruf A-B-C-D-E
Setelah dikonversi dengan menggunakan standar relative, di gunakan skala lima  ( Nilai huruf A-B-C-D-E).
1
40
40/120X100=33=E
C
2
64
64/120X100=53=D
A
3
31
31/120X100=25=E
D
4
55
55/120X100=46=D
B
5
40
40/120X100=33=E
C
6
36
36/120X100=30=E
D
7
52
52/120X100=43=E
B
8
43
43/120X100=36=E
C
9
38
38/120X100=32=E
C
10
24
24/120X100=20=E
E
11
69
69/120X100=57=C
A
12
40
40/120X100=33=E
C
13
35
35/120X100=29=E
D

Perbandingan antar standar mutlak dan standar relatif dalam mengolah skor mentah

Nilai

Jumlah mahasiswa dimana konversi skor mentah hasil UAS dilakukan dengan menggunakan standard mutlak.
Jumlah mahasiswa dimana konversi skor mentah hasil uas dilakukan dengan menggunakan standard relative:

Angka

Huruf
80 ke atas
A
0 (0.00%)
6 (7.50%)
66-79
B
0 (0.00%)
16 (20%)
56-65
C
2 (2.50%)
34 (42.50%)
46-55
D
8 (10.00%)
19 (23.75%)
45 ke bawah
E
70 (87.50%)
5 (6.25%)
Total
80 (100.00%)
80    100.00%)

Kesimpulan :
1.      Jika menggunakan standard mutlak, jumlah peserta tes yang dinyatakan lulus hanyalah 2   orang (2.50%) adapun sisanya adalah 78 orang (97,50%) dinyatakan tidak lulus.
2.      Jika menggunakan standard relative, jumlah peserta tes yang dinyatakan lulus hanyalah 56 orang (70%), sedangkan yang dinyatakan tidak lulus yaitu nilai D kebawah hanya 24 orang (30%).

      2 .Konversi Nilai Berskala Sebelas (Stanel/ Eleven Points Scale)
a.      Pengertian
Nilai berskala sebelas adalah rentangan nilai standar mulai dari 0 sampai dengan 10. Jadi disini akan kita dapati sebelas butir nilai standar, yaitu nilai 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Di indonesia nilai standar berskala sebelas in umumnya  digunakan pada lembaga pendidikan  tingkat dasar dan tingkat menengah.

b.       Pengubahan skor mentah menjadi stanel itu menggunakan patokan   sebagai
 berikut:
      
                                           10
      M + 2, 25 SD
                                            9
      M + 1, 75 SD
                                            8
      M + 1, 25 SD
                                            7
       M + 0, 75 SD
                                            6
     M + 0, 25 SD
                                             5
      M - 0, 25 SD
                                             4
     M - 0, 75 SD
                                            3
     M - 1, 25 SD
                                             2
     M - 1, 75 SD
                                              1            
`     M - 2, 25 SD
                                               0

Misalkan dalam UAS bidang studi Bahasa Inggris yang diikuti oleh 200 orang siswa Madrasah  Aliyah  Negeri, di mana skoe maksimum ideal dari UAS tesebut adalah 100, diperoleh penyebaran frekuensi skor- skor mentah hasil UAS tersebut sebagai berikut :

Tabel 2.1         Penyebaran frekuensi skor-skor mentah hasil UAS bidang studi Bahasa Inggris   yang diikuti oleh 200 orang siswa Madrasah Aliyah Negeri

Skor Mentah
Frekuensi
57 – 59
2
54 – 56
5
51 – 53
11
48 – 50
23
45 – 47
38
42 – 44
54
39 – 41
36
36 – 38
19
33 – 35
9
30 – 32
2
27 – 29
1
Jumlah
200 = N

c.       Langkah – langkah Pengubahan skor mentah hasil tes menjadi nilai standar berskala sebelas (standar eleven = stanel / Eleven Points Scale

1.      Mencari (menghitung) nilai rata-rata hitung yang mencerminkan prestasi kelompok dan mencari (menghitung) deviasi standar yang mencerminkan variasi dari skor-skor mentah yang berhasil di capai oleh 200 mahasiswa.




Tabel 2.2  Perhitungan – perhitungan untuk mengetahui besarnya skor rata-rat hitung dan deviasi standar
Skor Mentah
Frekuensi
X
x'
f x'
f x'²
57 – 59
2
58
+5
+10
50
54 – 56
5
55
+4
+20
80
51 – 53
11
52
+3
+33
99
48 – 50
23
49
+2
+46
92
45 – 47
38
46
+1
+38
38
42 – 44
54
m'(43)
0
0
0
39 – 41
36
40
-1
-36
36
36 – 38
19
37
-2
-38
76
33 – 35
9
34
-3
-27
81
30 – 32
2
31
-4
-8
32
27 – 29
1
28
-5
-5
25
Jumlah
200= N
-
-
33= Σfx'
609= Σfx'²

=  + i ( ﴿                                                     
      = 43 + 3 (  )
       = 43+ 0, 495
       = 43, 495
                             
 = i ( )²            = 3   − ( )²                    
         = 3  =     
                                                                 = 3 x 1, 737174429
= 5,212



2.      Mengkonversi skor mentah hasil ujian menjadi nilai standar bersekala 11.
           
                                                                                                                                  10
      M + 2, 25 SD = 43, 495 + (2, 25) (5,212) = 43, 495 + 11,727 = 55, 222
                                                                                                                                    9
      M + 1, 75 SD = 43, 495 + (1, 75) (5,212) = 43, 495 + 9,121 = 52, 616
                                                                                                                                    8
      M + 1, 25 SD ­= 43, 495 + (1, 25) (5,212) = 43, 495 + 6,515 = 50, 010
                                                                                                                                    7
       M + 0, 75 SD = 43, 495 + (0, 75) (5,212) = 43, 495 + 3,909 = 47, 404
                                                                                                                                     6
     M + 0, 25 SD = 43, 495 + (0, 25) (5,212) = 43, 495 + 1,303 = 44, 798
                                                                                                                                     5
      M - 0, 25 SD = 43, 495 - (0, 25) (5,212) = 43, 495 - 1,303 = 42, 192
                                                                                                                                      4
     M - 0, 75 SD = 43, 495 - (0, 75) (5,212) = 43, 495 - 3,909 = 39, 586
                                                                                                                                      3
     M - 1, 25 SD = 43, 495 - (1, 25) (5,212) = 43, 495 - 6,515 = 36, 980
                                                                                                                                      2
     M - 1, 75 SD = 43, 495 - (1, 75) (5,212) = 43, 495 + 9,121 = 34, 374
                                                                                                                                      1        
`     M - 2, 25 SD = 43, 495 - (2, 25) (5,212) = 43, 495 - 11,727 = 31, 768
                                                                                                                                       0

3.      Membuat tabel konversi
Sko Mentah
Nilai Stanel
56 ke atas
10
53 – 55
9
51 – 52
8
48 – 50
7
45 – 47
6
43 – 44
5
40 – 42
4
37 -39
3
35 – 36
2
32 – 34
1
31 ke bawah
0


4.      Melakukan konversi skor mentah yang dimiliki oleh masing-masing individu mahasiswa, menjadi nilai standar bersekala sebelas (stanel)

Masing- masing siswa dengan nomor urut 1, 2, 3, 4 dan 5 masing – masing memiliki skor mentah hasil UAS Bahasa  Inggris sebesar 38, 39 , 45, 52, dan
44. Dengan berpedoman pada table konversi diatas, maka nilai staanel yang dapat diberikan kepada kelima siswa tersebut adalah sebagai berkut :
Nomor Urut Mahasiswa
Skor Mentah
Nilai Stanel
1
38
3
2
59
10
3
45
6
4
52
8
5
44
5

3. Konversi Nilai Z- score
a.      Pengertian
Z- score adalah suatu ukuran yang menunjukkan berapa besarnya simpangan baku seseorang berada berada di bawah atau di atas rata-rata dalam kelompok tersebut.
Misalkan daalam tes seleksi penerimaan calon pramugara dan pramugari udara haji yang diikuti oleh 10 orang testee, dalam tes mana testee dihadapkan pada lima jenis tes, yaitu : tes bahasa inggris (X1), tes IQ  (X2), tes kepribadian (X3), tes sikap (X4), dan tes kesehatan jasmani (X5). Skor- skor yang diperoleh dari kelima jenis tes tersebut di atas adalah sebagaimana dapat diperiksa pada tabel di bawah ini.
Seperti dapat kita saksikan pada tabel dibawah ini  maka skor – skor mentah yang diperoleh dari lima jenis tes cara pengukuran dan penilaian yag berbeda itu, adalah sangat bervariasi. Berhubung dengan itu maka untuk dapat menetukan siapakah di antara 10 orang testee  yang lain, diperlukan adanya skor atau nilai yang bersifat baku (standar), dimana dengan nilai standar itu kita dapat mengetahui kedudukan relatif (standar position) dari 10 orang testee untuk kelima jenis tes tersebut. Nilai standar relatif dimaksud di atas adalah z score yang dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :
            Z =
Dimana  :         z          =          z score
                        X         =          Deviasi skor X, yaitu selisih antara skor X dengan MX
                        SDX     =          Deviasi standar dari sko-skor X.
Skor-skor hasil tes bahasa Inggris (X1), tes IQ  (X2), tes kepribadian (X3), tes sikap (X4), dan tes kesehatan jasmani (X5) yang diikuti oleh 10 orang testee, berikut tabelnya :

Testee
Skor mentah Hasil Tes :                                                    
Bahasa
Inggris (X1)
I.Q
(X2)
Kepribadian
(X3)
Sikap
(X4)
Kesehatan Jasmani(X5)
A
72
114
48
172
211
B
65
105
51
163
205
C
76
115
44
169
224
D
64
115
42
179
198
E
71
101
55
181
207
F
73
120
56
175
219
G
75
125
57
183
225
H
68
109
49
168
216
I
70
103
51
167
224
J
66
111
47
153
221

Dengan menggunakan standar z ini maka testee yang di pandang memiliki kemampuan lebih tinggi adalah testee yang z scorenya bertanda positif (+). Adapun testee yang z scorenya bertanda negatif (-) dipandang sebagai testee lainnya. Jika angka yang ditunjukkan oleh z score yang bertanda positif itu makin besar, berarti kedudujan relatif dari testee yang bersangkutan menjadi makin tinggi (lebih unggul ketimbang testee lainnya); sebaliknya, jika z score yang bertanda negatif itu makin besar, maka standing position testee yang bersangkutan menjadi semakin rendah (kualitasnya semakin jelek).

b.      Langkah-langkah pengubahan Skor Mentah Hasil Tes Menjadi Nilai Standar Z (z score)

1.      Menjumlahkan skor-skor variabel x1, x2, x3, x4  dan x5  sehingga di peroleh : ∑x, ∑x, ∑x, ∑x, dan ∑x.

2.      Mencari skor rata-rata hitung (mean) dari variabel x1, x2, x3, x4  dan x5  dengan menggunakan rumus :
Mx = ∑X1;                 Mx = ∑X2;                 Mx = ∑X3;
                 N                           N                             N

Mx = ∑X4                  Mx = ∑X5;
                  N                            N

Sebagai contoh dari data tabel diatas , maka mean dari variable x1, x2, x3, x4  dan x5  dapat diketahui

Mx = ∑X1 =                = 70         
N                  
         
Mx = ∑X1 =                = 111, dan seterusnya.   
N                                

3.      Mencari (menghitung) deviasi x1, x2, x3, x4  dan x5  dengan rumus:
               X1 = x1 - Mx1;                      X = x2 – Mx2;             X = x3 – Mx3;
               X = x4 – Mx4;                     X = x5 - Mx5
                Sebagai contoh dari data tabel diatas , maka dapat diketahui :
            Untuk testee A:
·         X1  = x1 -  Mx1 = 72 – 70        = +2
·         X = x2 Mx2 = 114 – 111    = +3
·         X = x3 Mx3 =   48 – 50         =  - 2
Begitu juga dengan testee b, c dan seterusnya.

  1. Menguadratkan deviasi  x1, x2, x3, x4   dan x5  kemudian dijumlahkan, sehingga
             diperoleh: ΣX12 , Σ X22, Σ X32, Σ X42,dan Σ X52.
            Sebagai contoh dari data tabel diatas , maka dapat diketahui :
            Untuk Testee A:
·         x1 =  2                     2² = 4
·         x₂ = -3            →(-3)² = 9
·         x₃ = - 2           →(-2)₂ = 4


5.      Mencari (menghitung) deviasi standar untuk kelima variabel tersebut di atas,dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
SD                        SD  =                     SD   =
SD                        SD   

Sebagai contoh dari data tabel diatas,  maka dapat diketahui :
SD    =     =   = 3.95
SD    =    =   =7, 22

6.      Mencari (menghitung) z score, dengan rumus :
            Z1  =                       Z2  =                       Z3 =
            Z4  =                       Z5  =

Setelah selesai lalu di jumlahkan (dari atas ke bawah) sehingga diperoleh : ∑ z1;  ∑ z2;  ∑ z3;  ∑ z4;  dan ∑ z5;  (perhatikan: jumlah z score tersebut harus selalau sama dengan nol). Sebagai contoh dari data table diatas, maka z skornya dapat diketahui :
·         Z1  =    =    = 0. 51
·         Z1  =    =    = 0. 41, dan seterusnya,

7.      Z-Score yang dimiliki oleh masing-masing testee kita jumlahkan ( dari kiri ke kanan), dan dari sini akan dapat kita ketahui testee yang memiliki total z score yang bertanda positif (+) dan testee yang memiliki total z score yang bertanda negatif (-).

Marilah kita coba untuk mencari z score data yang disajikan pada tabel diatas dengan mengikuti langkah-langkah pokok yang telah disebutkan dia atas.

Langkah pertama, kedua dan ketiga


Testee
Skor mentah (X)
Deviasi (x)
X1
X2
X3
X4
X5
X1
X2
X3
X4
X5
A
72
114
48
172
211
+2
+3
-2
+1
-4
B
65
105
51
163
205
-5
-6
+1
-10
-10
C
76
115
44
169
224
+6
+4
-6
+9
+9
D
64
115
42
179
198
-6
+4
-8
-17
-17
E
71
101
55
181
207
+1
-10
+5
-8
-8
F
73
120
56
175
219
+3
+9
+6
+4
+4
G
75
125
57
183
225
+5
+14
+7
+12
+10
H
68
109
49
168
216
-2
-2
-1
-3
+1
I
70
103
51
167
224
0
-8
+1
-4
+9
J
66
111
47
153
221
-4
0
-3
-18
+6
10=N
700
1110
500
1710
2150
0 =
0 =
0 =
0 =
0 =

= Σx1
= Σx2
= Σx3
= Σx4
= Σx5
Σx1
Σx2
 Î£x3
Σx4
 Î£x5
MX
70
111
50
171
215



Langkah keempat, kelima, keenam dan ketujuh


Testee
Kuadrat Deviasi (x²)
Z score
Total z score
z
z
z
z
z
A
4
9
4
1
16
+0,51
+0,41
-0,42
+0,12
-0,45
+0,17
B
25
36
1
64
100
-1,27
-0,83
+0,21
-0,93
-1,13
-3,95
C
36
16
36
4
81
+1,52
+0,55
-1,26
-0,23
+1,02
+1,60
D
36
16
64
64
289
-1,52
-0,55
-1,68
+0,93
-1,92
-4,74
E
1
100
25
100
64
+0,25
-1,38
+1,05
+1,16
-0,90
+0,18
F
9
81
36
16
16
+0,75
+1,25
+1,26
+0,46
+0,45
+4,18
G
25
196
49
144
100
+1,27
+1,94
+1,47
+1,39
+1,13
+7,20
H
4
4
1
9
1
-0,51
-0,28
-0,21
-0,35
+0,11
-1,24
I
0
64
1
16
81
0
-1,11
+0,21
-0,46
+1,02
-0,34
J
16
0
9
324
36
-1,01
0
-0,63
-2,09
+0,67
-3,06
10
156
522
226
742
784
0 =
0 =
0 =
0 =
0 =
0 =
=N
Σz
Σz
Σz
Σz
Σz
Σz

SD =
3,95
7,22
4,75
8,61
8,85

=SDX
=SDX2
=SDX3
=SDX4
=SDX5



Dari tabel perhitungan berikut pada akhirnya telah dapat kita peroleh total z score dari 10 orang peserta  tes penerimaan calon pramugara dan pramugari untuk kelima jenis tersebut di atas, yaitu:
A         = +0, 17;
B         = -3, 95;
C         = +1, 60;
D         = -4, 74;
E          = +0, 18
F          = +4, 18;
G         = +7, 20;
H         = -1, 24;
I           = -0, 34 dan
J           = -3, 06

            Kalau saja dalam tes seleksi itu hanya akan diterima atau diluluskan satu orang saja, maka yang dapat ditanyakan lulus adalah testee bernama G dengan z  score bertanda positif (+) sebesar 7,20 jika yang akan diluluskan akan sebanyak dua orang, maka testee berikutnya yang dapat diluluskan adalah F dengan total z score bertanda positif sebesar 4,18. jika yang akan diluluskan tiga orang, maka testee berikutnya adalah C dengan total z score bertanda positif (+) sebesar 1,60. demikian seterusnya.

4. Konversi Nilai T Score
            T score adalah angka angka skala yang menggunakan mean sebesar 50 (M = 50) dan deviasi standar sebesar 10 (SD = 10). T score dapat diperoleh dengan jalan memerkalikan z score dengan angka 10, kemudian di tambah dengan 50.
            1. T score         = 10 z + 50      atau
            2. T score         = 50     + 10 z
            T score dicari atau dihitung dengan maksud untuk meniadakan tanda minus yang terdapat didepan nilai standar z, sehingga lebih mudah dipahami oleh mereka yang masih asing atau awam terhadap ukuran-ukuran standistik. Untuk memberikan contoh bagaimanacara mepercepat oleh T score, marilah data berupa nilai-nilai hasil tes bahasa Inggris (X1), tes IQ  (X2), tes kepribadian (X3), tes sikap (X4), dan tes kesehatan jasmani (X5) yang dimiliki oleh 10 orang testee dan telah dihitung z scorenya di muka tadi, kita hitung T scorenya.

Testee
Total z Score
T Score = 50 + 10 z
A
+0,17
50 + (10) (+0,17)= 50 + 1,70 = 51,7
B
-3,95
50 + (10) (-3,95) = 50 – 39,5=10,5
C
+1,60
50 + (10) (+1,60) = 50 + 16,0= 66,0
D
-4,74
50 + (10)(-4,74)= 50 – 47,4 =2,6
E
+0,18
50 + (10) (+0,18) = 50 + 1,80 =51,8
F
+4,18
50 + (10) (+4,18)= 50 + 41,8 =91,8
G
+7,20
50 + (10) (+7,20)= 50 + 72,0  =112,0
H
-1,24
50 + (10) (-1,24)= 50 – 12,4 =37,6
I
-0,34
50 + (10)(-0,34)= 50 – 3,4 =46,6
J
-3,06
50 + (10)(-3,06)= 50 - 3,06 =19,4

Dengan menggunakan T score terasa lebih jelas, bahwa dari 10 orang testee tersebut skor dapat standard tertinggi diraih oleh testee bernama G yaitu ebesar 112,0, sedangkan skor standard terendah dicapai oleh testee yang bernama D yaitu sebesar 2,6.
Demikianlah beberapa contoh tentang bagaimana cara mengubah atau mengkonversi skor-skor mentah hasil tes menjadi nilai standard relatif yang mendasarkan diri pada prestasi kelompok ini sangat cocok diterapkan pada tes-tes sumatif (ulangan umum dalam rangka kenaikan kelas, ujian akhir semester, ujian seleksi penerimaan calon siswa atau calon mahasiswa dan sebagainya) yang pada kebiasaannya skor-skor yamg diraih oleh testee adalah sangat rendah sehingga kebanyakan testee ‘’jatuh’’ dalam tes tersebut.
Dengan menggunakan penilaian beracuan kelompok (norm referenced evaluation) dimana digunakan standard relative, maka pada hakikatnya guru, dosen, penguji, panitia ujian dan sebagainya, telah menempuh suatu ‘’kebijaksanaan’’, yang dalam kehidupan sehari-hari sering dikenal dengan istilah ‘’katrol’’ atau ‘’mengantrol nilai’’ yang pada hakikatnya dengan pengantrolan nilai itu testee menjadi ‘’tertolong’’ karenanya. Itulah sebabnya mengapa penilaian beracuan kelompok ini dirasakan lebih’’ manusiawi’’ ketimbang penilaian beracuan kriterium atau nilai standard mutlak.

 

BAB III
PENUTUP

a.Kesimpulan

Dari pembahasan di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa penilaian itu penting untuk kita mengetahui seberapa jauh kemapuan kita dalam kegiatan belajar mengajar dan untuk mengetahui prestasi kita apakah prestasi kita meningkat atau tidak.Selain itu penilaian sangat berguna untuk perkembangan dunia pendidikan, ketika nilai siswa ( generasi dalam perkembangan pendidikan) itu bagus maka pendidikan pun akan bagus pula.
Ada beberapa penilaian yang sering digunakan dalam jenjang pendidikan, misalnya: konversi nilai berskala lima, skala sebelas, Z-skor and T-skor. Masing- masing penilaian itu di gunakan sesuai jenjangnya, seperti ketika kita berada di sekolah menengah biasanya kita menggunakan konversi nilai skala sebelas and T-score, dan ketika kita berada di perguruan tinggi biasa menggunakan konversi skala lima.
Dalam melakukan penilaian memerlukan sebuah proses, kita harus menyusun dan membuat tabel distribusi frekuensi untuk memudahkan kita menilai atau menyekor hasil belajar, sehingga guru tersebut bisa menyusun prestasi siswa yang lebih efektif dan tidak ada terjadi kesalahan dalam menyusun prestasi siswa.
Dengan demikian, konversi nilai II begitu diperlukan bagi seorang guru. Jika guru tidak menyekor siswa maka guru tidak akan bisa mengetahui kemampuan siswa.



DAFTAR PUSTAKA

-          Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. 2006. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

-          http://arminaven.blogspot.com/2011/06/tehnik-evaluasi-pendidikan-islam_23.html
-          Sudjana, nana. 1995. Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
-          Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. 2008. Jakarta : Bumi Aksara           

            









Tidak ada komentar:

Posting Komentar