LANGKAH-LANGKAH
PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN
MAKALAH
Diajukan
untuk memenuhi tugas terstruktur mata
kuliah Evaluasi Pembelajaran
Dosen pengampu : Naela Rifatil Muna S.Psi
Disusun
oleh:
1. Kiswanto
(59430505)
2. Fahmi
Mutawatir (59430587)
3. Ferry
farizky (59430588)
4. Eka
Nugraha (59430582)
PBI-C/semester 6
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
CIREBON
2012
Bab 2
PEMBAHASAN
A. Langkah-langkah penyusunan evaluasi
Secara umum, proses
pengembangan penyajian dan pemanfaatan evaluasi
belajar dapat digambarkan dalam langkah-langkah berikut :
belajar dapat digambarkan dalam langkah-langkah berikut :
1.
Penentukan tujuan
evaluasi
Dalam melakukan evaluasi
seorang guru mempunyai tujuan tertentu,tujuan itu dapat berupa tujuan evaluasi
misalnya untuk mengetahui penguasaan peserta didik dalam kompetensi
/subkompitensi tertentu setelah mengikuti proses proses pembelajaran. Dapat
pula evaluasi tersebut yang bertujuan untuk mengetahui kesulitan belajar
peserta didik (diangnostic tes)Tujuan evaluasi tersebut harus jelas sehingga
dapat memberikan arah dan lingkup pengembangan evaluasi selanjutnya. Merumuskan
tujuan dilaksanakannya evaluasi. Perumusan tujuan evaluasi hasil belajar itu
penting sekali, sebab tanpa tujuan yang jelas maka evaluasi hasil belajar akan
berjalan tanpa arah dan pada gilirannya dapat mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan
arti dan fungsinya.
2.
Penyusunan Kisi-kisi
soal
Kisi kisi soal dikenal
pula dengan nama test blue-print atau table of specification”. Pada intinya,
kisi-kisi ini diperlukan sebelum seseorang menyusun suatu tes kisi-kisi adalah
suatu diskripsi mengenai ruang lingkup dan isi apa yang diujikan, serta
memberikan perincian mengenai soal-soal yang diperlukan dalam mengevaluasi.
Penulisan soal merupakan
salah satu langkah penting untuk dapat menghasilkan alat ukur tes yang baik.
Penulisan soal adalah penulisan indikator jenis dan tingkat perilaku yang
hendak diukur menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan
perinciannya dalam kisi-kisi. Dengan demikian setiap peryataan atau
butir-butir soal perlu dibuat sedemikian rupa sehingga jelas pula jawaban apa
yang dituntut. Mutu setiap butir soal akan menentukan mutu tes secara
keseluruhan.
Setelah diketahui ruang
lingkup pelajaran yang akan dinilai dan evaluasi , disusunlah bagan perincian,
yaitu suatu bagan yang merupakan pedoman dalam penyusunan alat evaluasi
selanjutnya
Dalam penyususunan bagan
perincian, perlu perhatikan hal-hal berikut ini.
1)
Pokok bahasan bidang studi / subbidang studi /mata pelajaran yang
akan dinilai
2)
Taraf-taraf penguasaan aspek-aspek yang akan diukur kognitif
(ingatan/recall, pemahaman /comprehension,penerapan /application),afektif dan
psikomotor.
3)
Jumlah item yang akan disusun beserta alat evaluasi yang akan
dipenuhi.
4)
Jumlah item setiap aspek dari setiap pokok bahasan.besarnya
ditentukan oleh guru berdasarkan tingkat penguasaan/ aspek-aspek yang akan
dinilai. Jumlah waktu yang diperlukan untuk mengerjakan tes tersebut.
3.
Telaah atau “review dan
Revesi” Soal.
Langkah ini merupakan
hal penting untuk diperhatikan, karena seringkali kekurangan yang terdapat pada
suatu soal tidak terlihat oleh penulis soal. Review dan Revesi soal ini
idealnya dilakukan oleh orang lain yang berkopeten (bukan si penulis soal) dan
terdiri dari suatu tim penelaah yang terdiri dari ahli-ahli bidang
studi,pengukuran dan bahasa.
Setelah selesai menyusun soal, selanjutnya harus
menelaah soal-soal yang telah dibuat. Dengan menelaah soal, berarti sudah
menganalisis soal tersebut secara kualitatif . Telaah soal meliputi hal-hal
berikut : materi, Konstruksi ,dan bahasa.
4.Uji coba (Try out)
Uji coba soal pada
prinsipnya adalah upaya untuk mendapatkan impormasi empiric mengenai sejauh mana sebuah soal dapat mengukur apa yang
hendak diukur. Informasi empirik tersebut pada umumnya menyangkut segala hal
yang dapat mempengaruhi validitas soal seperti tingkat kesukaran soal pada
jawaban,tingkat daya pembeda soal, pengaruh budaya ,bahasa yang dipergunakan,
dan sebagainya.
5. Penyusunan Soal
Agar skor yang diperoleh
dapat dipercaya,diperlukan banyak butir soal.sebab itu. Dalam penyajian
butir-butir soal perlu disusun manjadi suatu alat ukur yang terpadu.Hal-hal
yang dapat mempengaruhi validitas tes seperti urutan nomor soal., pengelompokan
bentuk-bentuk soal, kalau dalam suatu perangkat tes terdapat lebih dari satu
bentuk soal, tata “lay out” soal dan sebagainya haruslah diperhatikan dalam
penyusunan soal menjadi sebuah tes.
Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan:
a) peletakan soal dengan
soal yang lainnya, jangan sampai membuat siswa menebak- nebak jawabannya.
b) perintah pengerjaan soal
tertulis secara rinci, jelas,lengkap dan tidak mempersulit siswa.
c) Lay-out soal yang meliputi jenis huruf, spasi,
ukuran kertas,dan sejenisnya harus disesuaikan dengan usia siswa.
6. Penyajian tes
Setelah tes tersusun,
naskah (tes) siap diberikan atau di sajikan kepada peserta didik. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam penyajian tes ini adalah waktu penyajian, petunjuk
yang jelas mengenai cara menjawab atau mengerjakan tes, ruangan dan tempat
duduk peserta didik. Pada prinsipnya, hal-hal yang menyangkut segi administrasi
penyajian tes harus diperhatikan sehingga evaluasi dapat terselenggara dengan
benar dan baik.
7. Scorsing
Scorsing atau pemeriksaan
terhadap lembar jawaban dan pemberian angka merupakan langkah untuk mendapatkan
informasi kuantitatif dari masing-masing peserta didik. Pada prinsipnya,
scorsing ini harus diusahakan agar dapat dilakukan secara objektif. Artinya,
apabila scorsing dilakukan oleh dua orang atau lebih, yang sama tingkat
kompetensinya, akan menghasilkan scor atau angka yang sama. Atau jika orang
yang sama mengulangi proses pengscoran, akan dihasilkan scor yang sama.
8. Pengelolahan hasil
tes
Setelah dilakukan
scorsing, hasilnya perlu dipilah dengan mencari konvermasi nilai. Dalam proses
konversi ini ada norma dan ada pula skala, yaitu norma relatif dan penilaian
Acuan norma (PAP), dan norma mutlak dengan penilaian Acuan patokan (PAP),
masing-masingnya dengan skala 5 (A, B, C, D, E) skala 9 (1-9) skala 11 (1-11),
skala 100, skala z score, skala T score,. Kemudian dilakukan prosedur statistic
mencari ranking (rank order), mean, media.modus dan mode.
9. Pelaporan hasil
tes
Setelah tes dilaksanakan
dan dilakukan scorsing, hasil pengetesan tersebut perlu dilaporkan. Laporan
tersebut dapat diberikan kepada peserta didik yang bersangkutan. Kepada orang
tua peserta didik , kepada kepala sekolah,dan sebagainya. Laporan kepada
masing-masing yang berkepentingan dengan hasil tes ini sangat penting karena
dapat memberikan informasi yang sangat berguna dalam rangka penentuan
kebijaksanaan selanjutnya. Pelaporan hasil penilaian tesebut harus diketahui
oleh siswa yang melakukan penilaian, guru untuk mendapat umpan balik terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan, pihak sekolah untuk mengetahui mutu
pembelajaran yang telah dilaksanakan guru-guru, dan juga orang tua sebagai
stake holder dari jasa yang ditawarkan sekelah dalam menyelenggarakan
pendidikan.
10. Pemanfaatan hasil
tes
Hasil pengukuran yang
diperoleh melalui ujian sangat berguna sesuai dengan tujuan ujian. Informasi
atau data hasil pengukuran dapat dimanfaatkan untuk perbaikan atau
penyempurnaan system , proses atau kegiatan belajar mengajar, maupun sebagai
data untuk mengambil keputusan atau menentukan kebijakan.
B.
Pelaksanaan Evaluasi
Evaluasi merupakan
bagian integral dari pendidikan atau pengajaran sehingga perencanaan atau
penyususunan, pelaksanaan dan pendayagunaannyapun tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan
program pendidikan atau pengajaran.
Hasil dari evaluasi yang diperoleh selanjutnya
dapat digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa (fungsi formatif). Agar
evaluasi dapat dilaksanakan tepat pada waktu yang diharapkan dan hasilnya tepat
guna dan tepat arah, perlu mengikuti langkah-langkah berikut ini :
1. Menyusun rencana
evaluasi : Perencanaan evaluasi itu umumnya mencakup :
Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. Hal ini disebabkan evaluasi tanpa tujuan maka akan berjalan tanpa arah dan mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti dan fungsinya .
Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. Hal ini disebabkan evaluasi tanpa tujuan maka akan berjalan tanpa arah dan mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti dan fungsinya .
2. Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi,
misalnya aspek Kongnitif, afektif atau psikomororik
3. Memilih dan menentukan teknik yang akan
dipergunakan di dalam pelaksanaan evaluasi misalnya apakah menggunakan
teknik tes atau non tes
4. Menyusun alat-alat
pengukur yang dipergunakan dalam pengukuran dan
penilaian hasil belajar peserta didik, seperti butir-butir soal non tes.
penilaian hasil belajar peserta didik, seperti butir-butir soal non tes.
5. Menentukan tolak ukur,
norma atau kriteria yang akan dijadikan pengangan
atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi.
atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi.
6. Menghimpun data; dalam
evaluasi pembelajaran, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data adalah
melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes
pembelajaran
7. Melakukan verifikasi
data; virifikasi data dimaksudkan untuk memisahkan data yang baik (yang dapat
memperjelas gambaran yang akan diperoleh mengenai diri individu atau sekelompok
individu yang sedang dievaluasi dari data yang kurang baik (yang akan
mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apa bila data itu di ikut serta
diolah)
8. Mengolah dan
menganalisis data; Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan dengan
memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan
evaluasi.
9. Memberikan interpretasi
dan menarik kesimpulan; Interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada
hakikatnya adalah merupakan varbalisasi dari makna yang terkadung dalam data
yang telah mengalami pengolahan dan penganalisaan
10. Tindak lanjut hasil evaluasi
Bertitik
tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisi
dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung didalamnya,
maka pada akhirnya evaluasi akan dapat mengambil keputusan atau merupakan
kebijakan-kebijakan yang akan dipandang perlu.
PENUTUP
Evaluasi merupakan alat pengukuran ketercapaian
program pendidikan, Oleh sebab itu seorang pendidik sebelum melakukan kegiatan
evaluasi terlebih dahulu menyusun langkah-langkah yang akan digunakan dalam
kegiatan evaluasi. Langkah-langkah yang telah disusun harus dapat dilaksanakan
dalam kegiatan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Anas Sidijono, Pengantar
Evaluasi Pendidikan, PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta, 1995
2.
Ramayulis,Ilmu
pendidikan islam, Kalam Mulia : Jakarta, 2008
3.
Slameto, Evaluasi
Pendidikan, Bumi Aksara: Jakarta, 1999
4.
Imas
EvaNurfiati,Penilaian Berbasis Kelas: Pedoman guru dalam Penggunaan kurukulum
Berbasis Kompetensi(Kurukulum 2004), Kreasi Media Utama, 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar