JENIS DAN SYARAT-SYARAT EVALUASI PEMBELAJARAN
Diajukan
untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Dosen
: Naeila Rifatil Muna, S.Psi. M.Pd
Mata
Kuliah : Evaluasi Pembelajaran
Kelompok-1
Anggota:
Apri
Susanti (59430574)
Dewi
Purwahati (59430580)
Susi
Susilawati (59430611)
Wulandari
Desty Iriani (59430615)
PBI-C / semester VI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH
NURJATI
CIREBON
2012
Kata Pengantar
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan tugas yang diberikan oleh
dosen pengampu mata kuliah evaluasi pembelajaran dan wajib dikerjakan oleh
mahasiswa.
Penulisan
makalah ini berjudul “Jenis dan Syarat-syarat Evaluasi Pembelajaran”. Alasan penulisan
makalah ini adalah sebagai tugas dari mata kuliah Etika Profesi Keguruan yang
harus dipresentasikan sebagai materi untuk dipelajari oleh mahasiswa.
Penulis
menyadari akan keterbatasan dan kekurangan didalam penulisan makalah ini.
Karenanya penulis sangat menghargai kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir
kata, penulis mengharapkan semoga makalah yang jauh dari sempurna dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Cirebon,
Maret 2012
Penulis
Daftar Isi
Kata
Pengantar ...................................................................................................................... ii
Daftar
Isi ............................................................................................................................... iii
1.
Pendahuluan
A.
Latar Belakang .................................................................................................... 1
B.
Tujuan dan Manfaat.............................................................................................. 2
2.
Pembahasan
A.
Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran ......................................................................... 3
B.
Syarat, Ragam dan Model Evaluasi....................................................................... 6
3.
Penutup
A. Kesimpulan
........................................................................................................ 12
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pembelajaran Berbasis Kompetensi merupakan wujud pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi sebagai currĂculum in action. Salah
satu rangkaian pembelajaran berbasis kompetensi pelaksanaan adalah evaluasi
pembelajaran berbasis kompetensi. Mengacu pada asumsi bahwa pembelajaran
merupakan sistem yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu masukan, proses dan
keluaran/hasil; maka terdapat tiga jenis evaluasi sesuai dengan sasaran
evaluasi pembelajaran, yaitu evaluasi masukan, proses dan keluaran/hasil
pembelajaran.
Evaluasi masukan pembelajaran menekankan pada evaluasi
karakteristik peserta didik, kelengkapan dan keadaan sarana dan prasarana
pembelajaran, karakteristik dan kesiapan dosen, kurikulum dan materi
pembelajaran, strategi pembelajaran yang sesuai dengan mata
kuliah, serta keadaan lingkungan dimana pembelajaran berlangsung.
Evaluasi proses pembelajaran menekankan pada evalusi
pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh pembelajar meliputi keefektifan
strategi pembelajaran yang dilaksanakan, keefektifan media pembelajaran, cara
mengajar yang dilaksanakan, dan minat, sikap serta cara belajar mahasiswa.
Evaluasi hasil pembelajaran atau evaluasi hasil belajar
antara lain mengguakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar sebagai
prestasi belajar, dalam hal ini adalah penguasaan kompetensi oleh setiap
mahasiswa.
Terkait dengan ketiga jenis evaluasi pembelajaran tersebut,
dalam praktek pembelajaran secara umum pelaksanaan evaluasi pembelajaran
menekankan pada evaluasi proses pembelajaran atau evaluasi manajerial, dan
evaluasi hasil belajar atau evaluasi substansial. Hal ini didasarkan pada
pemikiran bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran kedua jenis evaluasi tersebut
merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat penting. Evaluasi
kedua jenis komponen yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan pelaksanaan dan hasil pembelajaran. Selanjutnya masukan tersebut pada
gilirannya dipergunakan sebagai bahan dan dasar memperbaiki kualitas proses
pembelajaran menuju ke perbaikan kualitas hasil pembelajaran.
B.
Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Tujuan
dilaksanakannya evaluasi proses dan hasil pembelajaran adalah untuk mengetahui
keefektifan pelaksanaan pembelajaran dan pencapaian hasil
pembelajaran oleh setiap mahasiswa. Informasi kedua hal tersebut pada
gilirannya sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran
2. Manfaat
Manfaat
dilaksanakannya evaluasi proses dan hasil pembelajaran ada beberapa hal,
diantaranya yang penting Ă¡dalah:
(1) Memperoleh pemahaman pelaksanaan dan
hasil pembelajaran yang telah berlangsung atau dilaksanakan dosen,
(2) Membuat keputusan berkenaan dengan
pelaksanaan dan hasil pembelajaran, dan
(3) Meningkatkan kualitas proses dan
hasil pembelajaran dalam rangka upaya meningkatkan kualitas keluaran.
Jenis dan Syarat-syarat Evaluasi Pembelajaran
A. Jenis-jenis Evaluasi
Pembelajaran
a.
Jenis
evaluasi berdasarkan tujuan, dibedakan atas tujuh jenis evaluasi:
1. Pre-test dan Post-test
Kegiatan pre-test dilakukan guru
secara rutin pada setiap akan memulai penyajian baru. Tujuannya ialah untuk
mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan.[1]
Sedangkan post-test adalah kebalikan dari pre-test, yakni kegiatan evaluasi
yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi.Tujuannya adalah untuk
mengetahui taraf pengetahuan siswa atas materi yang telah diajarkan.
2. Evaluasi Diagnostic
Evaluasi ini dilakukan setelah
selesai penyajian sebuah satuan pelajaran. Evaluasi ini bertujuan untuk
mengidentifikasi atau menelaah kelemahan-kelemahan siswa
beserta faktor-faktor penyebabnya.[2]
3. Evaluasi selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi
yang digunakan untuk memilih siswa yang paling tepat atau sesuai dengan
kriteria program kegiatan tertentu.
4. Evaluasi penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi
yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang
sesuai dengan karakteristik siswa.
5. Evaluasi formatif
Evaluasi jenis ini dapat dipandang
sebagai “ulangan” yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran
atau modul. Evaluasi ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatan proses
belajar dan mengajar.
6. Evaluasi sumatif
Ragam penilaian sumatif dapat
dianggap sebagai “ulangan umum” yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik
atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran,
atau disebut juga dengan evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil
dan kemajuan belajar siswa.Evaluasi ini lazim dilakukan pada setiap akhir
semester atau akhir tahun ajaran.Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi
mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik atau tidaknya siswa ke
kelas yang lebih tinggi.
7. Ujian Nasional (UN)
Ujian Nasional (UN) pada prinsipnya
sama dengan evaluasi sumatif, yaitu sebagai alat penentu kenaikan status siswa.[3]
b.
Jenis
evaluasi berdasarkan sasaran :
1. Evaluasi konteks
Evaluasi yang ditujukan untuk
mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang
program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan
2. Evaluasi input
Evaluasi yang diarahkan untuk
mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk
mencapai tujuan.
3. Evaluasi proses
Evaluasi yang di tujukan untuk
melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran proses, kesesuaian
dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam
proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4. Evaluasi hasil atau produk
Evaluasi yang diarahkan untuk
melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan
keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.
5. Evaluasi outcom atau lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa
lebih lanjut, yankni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
c.
Jenis
evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran:
1. Evaluasi program pembelajaran
Evaluasi yang mencakup terhadap
tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar,
aspe-aspek program pembelajaran yang lain.
2. Evaluasi proses pembelajaran
Evaluasi yang mencakup kesesuaian
antara peoses pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran
yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran,
kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
3. Evaluasi hasil pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat
penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum
maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
d.
Jenis
evaluasi berdasarkan objek evaluasi:
1. Evaluasi input
Evaluasi terhadap siswa mencakup
kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.
2. Evaluasi transformasi
Evaluasi terhadap unsur-unsur
transformasi proses pembelajaran anatara lain materi, media, metode dan
lain-lain.
3. Evaluasi output
Evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian
hasil pembelajaran.
e.
Jenis evaluasi berdasarkan subjek evaluasi:
1. Evaluasi internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang
dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru.
2. Evaluasi eksternal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai
evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.
a. Syarat evaluasi
Langkah pertama yang perlu ditempuh guru dalam
menilai prestasi belajar siswa adalah menyusun alat evaluasi(test instrument) yang sesuai dengan
kebutuhan, dalam artian tidak menyimpang dari indicator dan jenis prestasi yang
diharapkan.
Persyaratan pokok penyusunan alat evaluasi yang baik
dalam perspektif psikologi belajar (The
Psychology of learning) meliputi dua macam, yakni: 1). Reliabilitas; 2).
Validitas (Cross, 1974; Barlow, 1985; Butler, 1990).
1)
Reliabilitas
Secara sederhana, reliabilitas (reliability) berarti
hal tahan uji atau dapat dipercaya.Sebuah alat evaluasi dipandang reliable atau
tahan uji apabila memiliki konsistensi atau keajegan hasil.[4]
2)
Validitas
Validitas berarti keabsahan atau kebenaran. Sebuah
alat evaluasi dipandang valid atau abash apabila dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur.[5]
Syarat-syarat
umum yang harus dipenuhi dalam mengadakan kegiatan evaluasi dalam proses
pendidikan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:194-198) terurai sebagai berikut
:
1.
Kesahihan
Kesahihan
menggantikan kata validitas (validity) yang dapat diartikan sebagai ketepatan
evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya di evaluasi. untuk memperoleh hasil
evaluasi yang sahih, dibutuhkan insturmen yang memiliki/memenuhi syarat-syarat
kesahihan suatu instrumental evaluasi. Kesahihan instrument evaluasi diperoleh
melalui hasil pemikiran dan hasil pengalaman.
2.
Keterandalan
Keterandalan
evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan, yakni tingkat kepercayaan
bahwa suatu instrument evaluasi mampu memberikan hasil yang tepat. Gronlund dalam
Dimyati dan Mudjiono (2006:196) mengemukakan bahwa, “keterandalan menunjukkan
kepada konsistensi (keajegan) pengukuran yakni bagaimana keajegan skor tes atau
hasil evaluasi lain yang berasal dari pengukuran yang satu ke pengukuran yang
lain”. Dengan kata lain, keterandalan dapat kita artikan sebagai tingakat
kepercayaan keajegan hasil evaluasi yang diperoleh dari suatu instrument
evaluasi.
3.
Kepraktisan
Kepraktisan
evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada pada instrument
evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi/ memperoleh
hasil, maupun kemudahan dalam menyimpanya.
Sementara
menurut Arikunto dan Jabar (2010:8-9) evaluasi memiliki ciri-ciri dan
persyaratan sebagai berikut :
1.
Proses
kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku bagi
penelitian pada umumnya.
2.
Dalam
melaksanakan evaluasi, peneliti harus berpikir secara sistematis yaitu
memandang program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dari
beberapa komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lain dalam
menunjang kinerja dari objek yang dievaluasi.
3.
Agar
dapat mengetahui secar rinci kondisi dari objek yang dievaluasi, perlu adanya
identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai faktor penentu bagi
keberhasilan program.
4.
Menggunakan
standar, Kiteria, atau tolak ukur sebagai perbandingan dalam menentukan kondisi
nyata dari data yang diperoleh dan untuk mengambil kesimpulan.
5.
Kesimpulan
atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan atau rekomendasi bagi sebuah
kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan.
6.
Agar
informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara rinci untuk
mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana, maka perlu ada
identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi subkomponen, sampai
pada indikator dari program evaluasi.
7.
Standar,
kriteria, atau tolak ukur diterapkan pada indicator, yaitu bagian yang paling
kecil dari program agar dapat dengan cermat diketahui letak kelemahan dari
proses kegiatan.
8.
Dari
hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan akurat
sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.
b.
Ragam alat evaluasi
Secara
garis besar, ragam alat evaluasi terdiri atas dua macam bentuk, yaitu: 1). Bentuk objektif; dan 2). Bentuk subjektif.Bentuk objektif
biasanya diwujudkan dalam bentuk-bentuk alternative jawaban, pengisian
titik-titik, dan pencocokan satu pernyataan dengan pernyataan lainnya.
1) Bentuk objektif
Bentuk
ini lazim juga disebut tes objektif, yakni tes yang jawabannya dapat diberi
score nilai secara lugas (seadanya) menurut pedoman yang ditentukan sebelumnya.[6]
2) Bentuk subjektif
Alat
evaluasi yang berbentuk tes subjektif adalah alat pengukur prestasi belajar
yang jawabannya tidak ternilai dengan score atu angka pasti, seperti yang
digunakan untuk evaluasi objektif.[7]
Hal ini disebabkan banyaknya ragam gaya jawaban yang diberikan oleh para siswa.
Instrument evaluasi mengambil bentuk Essay
examination, yakni soal ujian mengharuskan siswa menjawab setiap pertanyaan
dengan cara menguraikan atau dalam bentuk karangan bebas.
Beberapa model-model evaluasi dikemukakan oleh Arifin
(2010:74-83) sebagai berikut :
1.
Model
Tyler
Model
ini dibangung atas dua dasar pemikiran.Pertama, evaluasi ditujukan pada tingkah
laku peserta didik.Kedua, evaluasi harus dilakukan pada tingkah laku awal
peserta didik sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dan sesudah
melaksanakan kegiatan pembelajaran (hasil). Penggunaan model Tyler memerlukan
informasi perubahan tingkah laku terutama pada saat sebelum dan sesudah
terjadinya pembelajaran. Model Tyler disebut jugamodel black box karena model
ini sangat menekankan adanya tes awal dan tes akhir. Ada tiga langkah pokok
yang harus dilakukan, yaitu menentukan tujuan pembelajaran yang akan di
evaluasi, menentukan situasi dimana peserta didik memperoleh kesempatan untuk
menunjukkan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan, dan menentukan alat
evaluasi yang akan dipergunakan untuk mengukur tingkah laku peserta didik.
2.
Model
yang Berorientasi Pada Tujuan
Model
evaluasi ini mengugunakan tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran
khusus sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan.Model ini dianggap lebih
praktis karena menentukan hasil yang diinginkan dengan rumusan yang dapat
diukur.Tujuan model ini adalah membantu guru merumuskan tujuan dan menjelaskan
hubungan antar tujuan dengan kegiatan.Kelebihan model ini terletak pada
hubungan antara tujuan dengan kegiatan dan menekankan pada peserta didik
sebagai aspek penting dalam program pembelajaran. Kekurangannya adalah
memungkinkan terjadinya proses evaluasi melebihi konsekuensi yang tidak
diharapkan.
3.
Model
Pengukuran
Model
ini sangat menitikberatkan pada kegiatan pengukuran.Pengukuran digunakan untuk
menentukan kuantitas suatu sifat (atribute) tertentu yang dimiliki oleh objek,
orang maupun peristiwa, dalam bentuk unit ukuran tertentu.Objek evaluasi dalam
model ini adalah tingkah laku peserta didik, mencakup hasil belajar (kognitif),
pembawaan, sikap, minat, bakat, dan juga aspek-aspek kepribadian peserta didik.
4.
Model
Kesesuaian
Menurut
model ini, evaluasi adalah suatu kegiatan untuk melihat kesesuaian (congruence)
antara tujuan dengan hasil belajar yang telah dicapai.Objek evaluasi adalah
tingkah laku peserta didik, yaitu perubahan tingkah laku yang diinginkan pada
akhir kegiatan pendidikan, baik yang menyangkut aspek kognif, afektif, maupun
psikomotor.Model evaluasi ini memerlukan infomasi perubahan tingkah laku pada
dua tahap, yaitu sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran. Adapun
langkah-langkah yang harus ditempuh dalam model evaluasi ini adalah merumuskan
tujuan tingkah laku, menentukan situasi dimana peserta didik dapat
memperlihatkan tingkah laku yang akan di evaluasi, menyusun alat evaluasi, dan
menggunakan hasil evaluasi.
5.
Educational
System Evaluation Model
Menurut
model ini, evaluasi berarti membandingkan performance dari berbagai dimensi
dengan sejumlah criterion, baik yang bersifat mutlak/intern maupun
relative/ekstern.
Model
ini menekankan sistem sebagai suatu keseluruhan ini dan merupakan penggabungan
dari beberapa model, yaitu :
a.
Model
countenance.
b.
Model
CIPP dan CDPP.
c.
Model
Scriven.
d.
Model
Provus.
e.
Model
EPIC.
f.
Model
CEMREL.
g.
Model
Atkinson.
6.
Model
Alkin
Menurut
model ini evaluasi adalah suatu proses untuk menyakinkan keputusan,
mengumpulkan informasi, memilih informasi yang tepat dan menganalisis informasi
sehingga dapat disusun laporan bagi pembuat keputusan dalam meemilih alternative.
7.
Model
Brinkerhoff
Pada
model ini ada tiga jenis evaluasi disusun berdasarkan penggabungan
elemen-elemen yang sama, yaitu;
a. Fixed vs Emergent Design
b. Formative vs Summative Evaluation
c. Desain eksperimental dan desain
quasi eksperimental natural inquiry
8.
Illminative
Model
Model
ini lebih menekankan pada evaluasi kualitatif-terbuka.Kegiatan evaluasi
dihubungakan dengan learning milieu, dalam konteks sekolah sebagai lingkungan
material dan psikososial, dimana guru dan peserta didik dapat berinteraksi.Hasil
evaluasi lebih bersifat deskriptif dan interpretasi, bukan pengukuran dan
prediksi.Model ini lebih banyak menggunakan judgement.Objek evaluasi model ini
mencakup latar belakang dan perkembangan sistem pembelajaran, proses
pelaksanaan sistem pembelajaran, hasil belajar peserta didik,
kesukaran-kesukaran yang dialamidari rencana sampai dengan pelaksanaan,
termasuk efek samping dari sistem pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan tujuan
dan pendekatan evaluasi dalam model ini, maka ada tiga fase evaluasi yang harus
ditempuh, yaitu observe, inquiry, dan seek to expalain.
9.
Model Responsif
Model
ini menekankan pada pendekatan kualitatif-naturalistik.Tujuan evaluasi adalah
untuk memahami semua komponen program pembelajaran melalui berbagai sudut
pandang yang berbeda.Langkah-langkahh kegiatan evaluasi meliputi obsevasi,
merekan hasil wawancara, mengumpulkan data, mengecek pengetahuan awal peserta
didik, dan mengembangkan desain atau model.
BAB III
KESIMPULAN
Jenis-jenis Evaluasi
Pembelajaran
Jenis evaluasi berdasarkan
tujuan, dibedakan atas tujuh jenis evaluasi yaitu Pre-test dan Post-test, Evaluasi
Diagnostic, Evaluasi selektif, Evaluasi penempatan, Evaluasi formatif, Evaluasi
sumatif, Ujian Nasional (UN).
Maksud penilaian hasil-hasil
pendidikan itu ialah untuk mengetahiu (dengan alasan yang bermacam-macam) pada
waktu dilakukan penilaian itu sudah sejauh manakah kemajuan anak
didik.Hasildari tindakan mengadakan penilaian itu lalu dinyatakan dalam suatu
pendapat yang perumusannya bermacam-macam. Ada yang menggolong-golongkan dengan
mempergunakan lambang-lambang A, B, C, D, E, dan ada yang mempergunakan skala
sampai 11 tingkat yaitu mulai dari 0 sampai 10, dan ada yang memakai penilaian
dari 0 sampai 100. Ditanah air kita umumnya orang mempergunakan angka dari 0
sampai dengan 10; tetapi akhir-akhir ini uga telah Nampak dipergunakan lambang
A, B, C, D, dan E itu.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
Zainal. 2010. Evaluasi Pembelajaran Prinsip,Teknik,Prosedur. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Arikunto,
Suharsimi. 1989. Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto,
Suharsimi dan Jabar, Safruddin Abdul.2010. Evaluasi Progaram Pendidikan
Pedoman Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Dimyati
dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Grondlund.
1993. How to Make Achievement Test and Assessment 5th Ed.
New York: Macmillan Co.
Iskandar.
2009. Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru. Jakarta: Gaung
Persada Press
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada
[1]Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada. Hal:199
[2]Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada. Hal:200
[3]Syah,
Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan
Pendekatan Baru.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal: 145
[4]Syah,
Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal:145
[5]Syah,
Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal: 145
[6]Syah,
Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal: 146
[7]Syah,
Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal: 149
Power Point : http://www.4shared.com/file/Aetdfv-7/PPT1.html
terimakasih sudah membantu saya dalam mengerjakan makalah.. kalau boleh tau, namanya siapa ?
BalasHapusTerimakasih kakak, sangat membantu dalam mengerjakan tugas saya
BalasHapus